Kamis, 17 Desember 2020

Rumahku Sumber Pendidikanku

 

rumahku sumber pendidikanku
Dokumen Pribadi


"Setiap orang menjadi guru, setiap rumah menjadi sekolah" ~Ki Hajar Dewantara

Berdasarkan kata mutiara yang disampaikan oleh Ki Hajar Dewantara di atas, kita dapat mengambil pelajaran bahwa setiap manusia/ individu di mana pun berada dapat dijadikan sebagai guru, sumber belajar, berbagi materi pembelajaran dan ilmu pengetahuan.

Sebagaimana kita tahu bahwa lingkungan pendidikan itu terdiri dari tiga aspek, yaitu: lingkungan keluarga, lembaga pendidikan dan masyarakat. Ketiga aspek tersebut saling berkesinambungan satu sama lain.

Hal tersebut benar terjadi pada tahun ini. Kita tahu bahwa dunia pendidikan di tahun 2020 merupakan pendidikan yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Pada tahun ini proses kegiatan belajar mengajar menjadi lebih dinamis dan efisien dengan melakukan sistem belajar dari rumah (BDR).

Awal tahun 2020, tepatnya  pada tanggal 24 Maret 2020 pemerintah pusat dari kementerian pendidikan dan kebudayaan mengumumkan dan menetapkan belajar dari rumah guna pencegahan penularan Coronavirus Disease (Covid-19) berdasarkan surat edaran menteri pendidikan dan kebudayaan nomor 4 tahun 2020 tentang pelaksanaan kebijakan pendidikan  dalam masa darurat penyebaran coronavirus disease (Covid-19).

Berdasarkan surat edaran menteri pendidikan dan kebudayaan tersebut, semua lembaga sekolah melaksanakan sistem belajar dari rumah (BDR). Guru dan siswa saling bekerja sama dan mulai beradaptasi dengan kebiasaan baru yaitu belajar dengan menggunakan gadget atau aplikasi online seperti: zoom, google meet, webex, grup whatsapp, dan telegram.

Dalam pelaksanaannya baik guru dan siswa mengalami kendala di berbagai aspek, di antaranya:

1. Kurang mahirnya seorang guru dalam penggunaan gadget.

Pendidik atau guru memiliki keterbatasan dalam penggunaan media teknologi atau gadget. karena ada beberapa faktor yang mempengaruhi, yaitu: Pertama, karena seorang guru belum terbiasa menggunakan gadget/ aplikasi pembelajaran online di dalam kelas. Kedua, belum pernah memiliki gadget, hal itu dapat menjadi penyebab seorang guru tidak dapat menggunakan gadget dengan baik. 

2. Siswa tidak memiliki gadget atau kuota untuk BDR secara online

Sebagian besar siswa di perkotaan siswa sudah dibekali dengan gadget dalam kehidupan sehari-hari oleh orang tuanya. Namun, berbeda dengan siswa yang berada di pedesaan, yang jauh dari kota metropolitan. Siswa tidak dapat mengikuti pendidikan/ pembelajaran secara online karena orang tua mereka tidak memfasilitasi gadget, karena keterbatasan ekonomi.  Akhirnya mereka banyak tertinggal materi pelajaran yang diberikan oleh guru, sehingga pembelajaran online bagi sebagian siswa tidak dapat berjalan dengan lancar.

Bagi siswa yang memiliki dan difasilitasi gadget oleh orang tuanya pun memiliki kendala tersendiri, yaitu: pertama, kurang pahamnya dengan penggunaan aplikasi yang diinstruksikan oleh guru/pendidik. Kedua, siswa tidak dapat mengakses pembelajaran online karena pengaruh signal/ jaringan/ kehabisan kuota internet dan masih banyak kendala lainnya.

Walaupun demikian, masih ada pendidik/ guru yang mau berkorban dengan memberikan pendidikan dengan cara mengunjungi siswa yang tidak memiliki gadget dengan cara mengunjungi rumahnya satu persatu. Dengan cara itu siswa dan guru saling berkesinambungan menyampaikan materi pelajaran dengan baik, dan siswa dapat memahami serta bertambahnya ilmu pengetahuan mereka.

Bersyukur, belajar dan doa merupakan modal bagi mereka yang mau memberikan kebermanfaatan kepada orang lain dalam keterbatasan, dan kekurangannya tidak dijadikan sebagai alasan untuk tidak belajar dan menuntut ilmu.

Barakallahu fiikum


Tangerang, 17 Desember 2020

Iqbal Maulana


Sumber:

Surat edaran Menteri Pendidikan dan kebudayaan //covid19.hukumonline.com/wp-content/uploads/2020/04/surat_edaran_menteri_pendidikan_dan_kebudayaan_nomor_4_tahun_2020-2.pdf

2 komentar:

  1. Masyaa Allah, sudah sangat keren tulisan2 bapak.. ๐Ÿ‘๐Ÿ‘๐Ÿ‘

    BalasHapus
    Balasan
    1. terima kasih ibu..
      saya masih tahap belajar, mohon bimbingannya selalu ibu Arie๐Ÿ™๐Ÿ™๐Ÿ˜Š

      Hapus